LPKNM.com - Madiun. Situs bersejarah Punden Lambang Kuning yang terletak di Desa Nglambangan, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, butuh perhatian. Saat ini, kondisi bangunan situs bersejarah peninggalan Kerajaan Majapahit itu banyak yang rusak.
Beberapa bangunan seperti bangunan untuk tempat benda pusaka dan berbagai jenis batu terlihat rusak.
Sebagian besar bangunan sudah retak-retak dan warna cat bangunan juga terlihat sudah pudar, karena sudah lama tidak dicat ulang. Selain itu, bangunan pendapa yang ada di kompleks situs bersejarah Punden Lambang Kuning juga terlihat sudah rusak, terutama di bagian keramik lantai.
Selain itu, pagar di bagian depan situs bersejarah ini belum jadi, gapura pintu masuk Punden Lambang Kuning juga terlihat belum selesai dibangun.
Juru Kunci Punden Lambang Kuning, Samiono, 43, mengakui situs bersejarah Punden Lambang Kuning butuh perhatian pemerintah. Ada beberapa bangunan yang sudah rusak dan belum diperbaiki. Menurut dia, pengelola situs tidak memiliki anggaran untuk memperbaiki bangunan yang rusak.
“Terakhir kali bangunan di situs Punden Lambang Kuning direnovasi Pemkab Madiun pada 1998. Setelah itu, hingga kini belum ada renovasi ulang bangunan yang sudah rusak,” kata dia, Selasa.
Kondisi ini membuat sejumlah barang bersejarah seperti benda pusaka harus dipindahkan demi keamanan.
Menurut Samiono, kelestarian situs bersejarah tersebut juga mengkhawatirkan karena tingkat keamanannya sangat minim. Sampai saat ini situs bersejarah ini belum memiliki pagar yang mengelilingi komplek lokasi itu. Padahal, di lokasi tersebut terdapat berbagai barang bersejarah yang tidak ternilai harganya.
“Saya sebenarnya khawatir dengan keberadaan barang-barang bersejarah di situs ini, karena tidak ada pagar yang mengitari bangunan. Tetapi, mau bagaimana lagi kondisinya memang seperti itu,” ujar dia.
Dia berharap ada perhatian dari Pemkab untuk memperbaiki bangunan dan menata kembali situs bersejarah Punden Lambang Kuning ini. Supaya benda-benda yang bernilai sejarah tersebut bisa terjaga dengan baik.
“Saya setiap hari harus mengecek dan memastikan kalau barang-barang tersebut masih ada. Meskipun selama ini belum pernah ada peristiwa barang bersejarah yang hilang, tetapi kondisi tersebut tetap membuat saya waswas. Orang bisa masuk dari sudut mana pun, karena memang tidak ada pagar yang mengelilinginya,” kata dia.