LPKNM.com-Surabaya. Warga Bangkalan bagian selatan protes bila penyeberangan Ujung-Kamal nantinya ditutup. Mereka enggan melewati Suramadu yang dianggap memerlukan waktu jauh lebih lama.
Kawasan Bangkalan bagian selatan seperti Kamal, Socah, dan Tanjung Jati, memang secara geografis lebih dekat dengan kawasan Tanjung Perak di Surabaya. Warga di kawasan tersebut sebagian besar dan sudah lama menggunakan kapal feri sebagai sarana menuju Surabaya.
"Kami lebih senang naik kapal. Kalau lewat Suramadu ya terlalu jauh," ujar Abdul Suid, warga Kamal, kepada wartawan di Dermaga Ujung-Kamal..
Bahkan bila tiket dinaikkan, kata Suid, dirinya bersedia membayarnya. Menurut Suid, dia merasa lebih santai dan nyaman menggunakan kapal feri daripada berkendara lebih jauh melalui Jembatan Suramadu.
"Saya tidak terlalu capek kalau lewat Dermaga Ujung, bisa santai di atas kapal," kata Suid yang menggunakan motor.
BACA :
Hadi, salah satu sopir truk lebih diplomatis saat ditanya tentang kemungkinan ditutupnya penyeberangan Ujung-Kamal. Dia lebih memilih jalan paling dekat tergantung ke mana ia mengantar barang.
Jika tujuannya lebih dekat menggunakan penyeberangan Ujung-Kamal, maka Hadi akan menggunakan kapal feri. Namun jika tujuannya lebih dekat melalui Jembatan Suramadu, maka Hadi akan lewat Suramadu.
"Tapi kalau penyeberangan ditutup dan tujuan saya ke Bangakalan selatan, maka akan memutar lebih jauh jika harus melewati Suramadu," kata Hadi.
Siang itu Kapal Feri Joko Tole yang ditumpangi Suid dan Hadi memang cukup sepi. Hanya ada empat mobil dan beberapa motor menumpang di atasnya. Kondisi sepi inilah yang membuat penyeberangan Ujung-Kamal terancam ditutup jika tidak ada subsidi yang diberikan.